Kerjakan Kebaikan Meski Kecil

Oleh: Salahuddin Sopu

Ada sebuah kisah tentang seorang penduduk pribumi yang melemparkan seekor ikan kecil ke lautan yang terdampar di pantai agar ikan itu tetap hidup. Ketika dikatakan kepadanya bahwa perbuatannya itu tak berarti karena masih ada ribuan ikan kecil yang terdampar di pantai, sementara ia hanya menyelamatkan satu ekor, ia menjawab, “Setidaknya aku membuat perbedaan bagi seekor ikan itu.”

Kisah ini mengingatkan saya pada kisah lain dalam tradisi Islam yang lebih fenomenal.

Seekor burung pipit kecil merasa sangat bersedih saat Nabi Allah SWT Ibrahim as dibakar. Ia berusaha memadamkan api itu dengan cara mengangkut air di paruh kecilnya.

Ia bolak-balik ke sebuah danau untuk mengambil air dan menitikkannya ke atas api yang sedang berkobar melahap tubuh Ibrahim as. Cicak yang melihatnya tertawa mengejek, “Mana mungkin air dari paruhmu itu dapat memadamkan api sebesar itu. Itu hanya beberapa tetes saja,” ejek sang cicak.
Burung pipit tidak peduli, apakah air yang sempat diangkutnya mampu memadamkan kobaran api atau tidak, ia terus saja meneteskan air dari paruh kecilnya. “Aku tidak sanggup melihat Nabi Ibrahim kekasih Allah dibakar. Biarlah air ini terus menetes meski tidak mampu memadamkan api itu, karena Allah Maha Tahu pada siapa aku berpihak,” burung pipit membela diri.
Sementara itu, cicak terus saja tertawa. Sambil menjulurkan lidahnya menghembuskan napas ke arah api agar api itu kian membesar. Memang tiupan cecak tidaklah sebanding kobaran api, tapi Allah swt menyaksikan di mana dia berpihak.

Setiap saat dan setiap detik selalu ada kesempatan untuk memberi. Biarkanlah pengaruh baik berbekas dalam hati setiap orang yang berpapasan dengan kita di jalan. Berikanlah senyuman kepada mereka, atau pujian, dan doa-doa yang baik. Semua itu tidak membutuhkan biaya sama sekali. Berikan apa pun yang bisa kita berikan. Ada begitu banyak jalan dan cara untuk memberi, yang semuanya bernilai dan sangat berharga. Yang penting adalah kehendak, hasrat, keterbukaan, dan ketulusan saat memberi, bukan jumlah atau seberapa besar yang kita berikan.

Ketika kita menolong orang lain, sesungguhnya kita tengah melapangkan akan bagi datangnya pertolongan kepada kita.
Maha benar Allah dengan firman-Nya,
“إِنۡ أَحۡسَنتُمۡ أَحۡسَنتُمۡ لِأَنفُسِكُم”
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri.
[Surat Al-Isra’: 7]

Di sisi lain, kisah ini juga mengajarkan untuk tidak meremehkan perbuatan baik sekecil apa pun. Nabi saw pernah bersabda, “Jangan (pernah) meremehkan perbuatan baik, meski itu hanya menemui saudaramu dengan wajah cerah” Di hadis lain dikatakan, “Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah”. Kesaksian para sahabat, “Nabi Saw tidak pernah terlihat kecuali dalam keadaan tersenyum.”

Bagaimana dengan kita, umatnya?
Wallahu a’lam